Perbedaan Karakteristik “Hidup untuk Kerja” dan “Kerja untuk Hidup”

Tips & Trik

Manusia pada umumnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan bekerja, kebutuhan finansial untuk kehidupan sehari-hari akan tercukupi. Akan tetapi, setiap orang memiliki pola pikir, prinsip, dan tujuan bekerja yang berbeda-beda. Ada yang memang bekerja karena ingin memenuhi kebutuhan hidup, dan mampu menyeimbangkan waktu kerja dan istirahat. Namun, ada juga yang bekerja demi mengejar cita-cita dan karier yang bagus.

Ada dua prinsip hidup yang dipegang oleh manusia selama bekerja, yaitu “bekerja untuk hidup” dan “hidup untuk bekerja”. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dari segi aspek kebiasaan hidup. Apa saja perbedaan karakteristik prinsip “hidup untuk kerja” dan “kerja untuk hidup”? Simak penjelasannya di bawah ini.

 

Membagi Waktu dengan Orang Dekat

Orang yang memegang prinsip “kerja untuk hidup” dapat menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja. Meskipun tetap mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, orang dengan tipe ini tahu pentingnya membagi waktu bersama orang terdekat.

Seseorang yang bekerja untuk hidup, waktu bersama orang terdekat seperti teman dekat, keluarga, dan saudara tidak ingin terganggu dengan urusan pekerjaan. Sehingga, menjauhkan gadget atau mematikan notifikasi media sosial kantor saat berkumpul adalah solusinya.

Namun, berbeda dengan orang yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”. Sesuai prinsipnya, orang dengan tipe ini sangat memprioritaskan kerja di atas segala-galanya. Salah satunya termasuk membagi waktu untuk berkumpul dengan orang terdekat.

Seseorang yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan kelancaran finansial adalah fokus utama. Sementara waktu untuk berkumpul dan bercengkrama bersama orang terdekat menjadi nomor dua. Bahkan ada juga yang mengabaikannya sama sekali.

 

Pola Makan

Orang dengan tipe “kerja untuk hidup” dan “hidup untuk kerja” memiliki perbedaan dari segi pola kebiasaan makan. Apabila memiliki prinsip “kerja untuk hidup”, seseorang dapat membagi waktunya untuk makan secara teratur dan benar. Orang dengan tipe seperti ini memilih untuk makan dengan tidak terburu-buru.

Seusai makan, ada kalanya untuk melakukan sesuatu yang rileks seperti berjalan atau meluruskan tubuh. Hal ini karena menjaga kesehatan tubuh menjadi prioritas bagi pemegang prinsip “kerja untuk hidup”.

Berbeda dengan yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”. Tipe orang seperti ini memiliki kecenderungan untuk memilih makanan yang dihidangkan secara cepat. Misalnya seperti fast food, roti, makanan instan, buah, dan makanan lainnya.

Akan tetapi, ada juga yang mengabaikan jam makan siang demi pekerjaan. Hal ini karena prinsip yang dipegangnya, yaitu lebih baik menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Selain itu, kebiasaan makan terburu-buru dan cepat juga menjadi salah satu karakteristik pemegang prinsip “hidup untuk kerja”.

 

Pemilihan Profesi

Orang yang memegang prinsip “kerja untuk hidup” akan memilih profesi secara hati-hati. Tipe seperti ini cenderung memilih pekerjaan yang disukainya atau sesuai dengan bakat dan minat. Tidak peduli bebannya seperti apa maupun berapa upahnya, tetap menjalani pekerjaannya dengan senang hati.

Pekerjaan yang fleksibel juga lebih digemari. Hal ini karena orang yang bekerja untuk hidup terus mencari cara dalam menjaga keseimbangan antara hidup dan pekerjaan. Profesi yang bersifat terpaksa, memiliki lembur lama, atmosfer yang kurang menyenangkan adalah hal yang dihindari dalam pekerjaan.

Lain cerita dengan orang yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”. Tipe seperti ini lebih mengutamakan profesi apa saja, asalkan finansial dan performa kerja bagus. Seseorang yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk bekerja, maka mengejar target pekerjaan dengan berbagai cara adalah hal yang sering dilakukan.

Dedikasi hidup seperti ini dilakukan untuk menggapai kesuksesan. Tidak peduli seberapa lama lembur, seburuk-buruknya atmosfer kerja, dan segala sesuatu lainnya yang menghambat pekerjaan.

 

Kehidupan Setelah Jam Kerja

Hampir serupa dengan poin pertama. Orang yang mengutamakan “kerja untuk hidup” dapat membagi dan memisahkan waktu antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja. Seusai bekerja, orang dengan tipe ini memilih untuk melakukan kegiatan di luar pekerjaan. Mulai dari berkumpul bersama orang terdekat, menonton TV, makan di luar, memasak, olah raga, dan aktivitas-aktivitas me time (kegiatan pribadi untuk kesenangan sendiri) lainnya.

Pemegang prinsip “kerja untuk hidup”, akan mengabaikan notifikasi percakapan yang berkaitan dengan pekerjaan dan  fokus terhadap aktivitas lainnya, yang menyehatkan mental dan fisik.

Berbeda dengan yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”. Setelah pekerjaan kantor selesai, biasanya masih melakukan pekerjaan-pekerjaan sampingan lainnya. Sehingga, waktu untuk bersama dengan kerabat dekat maupun me time seolah-olah terabaikan. Selain itu, orang dengan tipe ini juga masih memedulikan dan merespon notifikasi dari percakapan kantor, meskipun di luar jam kerja.

 

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada jawaban yang salah antara kedua prinsip tersebut. Semua bergantung pada pola hidup dan pilihan yang diambil oleh Anda sendiri. Apakah Anda menerapkan keseimbangan hidup dan kerja? Atau mendedikasikan seluruh hidupnya untuk bekerja? Semua balik lagi ke kebutuhan masing-masing dan tujuan yang jelas dalam menjalani hidup.

Namun, manusia sejatinya merupakan makhluk sosial. Sesibuk-sibuknya manusia bekerja, tentu harus diseimbangi dengan waktu istirahat dan berbincang-bincang dengan teman dekat. Hal ini berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan mental, sehingga tidak merasa stres, cemas, dan depresi.

Berbicara mengenai pekerjaan, pastikan Anda bisa mencari profesi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik, bakat, maupun minat. Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik Anda adalah dengan mengikuti psikotes dan assessment.

 

Quantum Edukasindo Paradigma menjadi pilihan tepat, yang menawarkan jasa psikotes dan assessment. Mulai dari tes IQ, tes kepribadian, bakat dan minat, dan kecerdasan lainnya. Berlokasi di Yogyakarta dan Jakarta, Quantum Edukasindo Paradigma juga menyediakan layanan lainnya seperti training untuk pengembangan diri, webinar edukatif, team building, hingga company outing. Didampingi oleh trainer, asesor, dan tutor berpengalaman, Quantum Edukasindo Paradigma mampu menciptakan SDM dan klien yang lebih terampil dalam bekerja dan berkualitas baik.

Leave a reply